Total Tayangan Halaman

Jumat, 24 Desember 2010

TENTANG BUNDA....



Bun….
Tak ada yang tidak mengenalimu saat itu ya bun…
Bukan saja begitu banyak yang bunda lakukan
Prsenter TV, MC, Mengajar kepribadian diantara sekian
Kesibukanmu selain pekerjaan utamamu di telkomsel

Bun…
Saat itu di mataku engkau begitu mempesona….
Kelihaianmu memainkan jemarimu di tuts tuts paino..
Mengajakku serasa melangkah di awan….
Kuanggap semua lagu yg bunda mainkan adalah buat mempesonaiku..
Meskipun tanpa itu semua ayah sudah terpesona...
Keberanianmu menjatuhkan pilihan ke ayah saat itu...sungguhlah  patriotik....
Tidak hanya tebalnya dinding penolakan yg kuat dari keluarga....
Tapi...bunda berani mengambil resiko ”masa depan” yg sepertinya lebih pasti
Dari seorang calon ahli kandungan hanya..demi ayah...yg sekedar
Seorang lelaki kecil yg sedang menantang hidup....

Saat ini pun ayah selalu terbuai.....
Saat dengan suka rela bunda mainkan lagu lagu kesukaan ayah..
Meskipun ayah tidak yakin semua yg bunda nyanyikan memang juga lagu yg bunda suka... tetap bunda lakukan demi ayah....

Sonya, sofie, Neni diantara sekian  nama nama sahabatmu dan teman mengajimu...
Tidak pernah tahu siapa yg mengawali atau saling mempengaruhi..
Yang jelas persahabatan bunda dengan mereka tidak saja semakin meng”elokkan” ragamu
Tapi semakin membuat rupawan dan melembutnya hatimu...
Tidak berhenti hanya sekedar menjilbabi fisikmu...
Jiwamu pun sudah terpenuhi keRahmanNya...
Berusahalah terus ya bun mempesonai Pemilik Sejatimu...


Oh ya bun...
Jangan pernah berjalan di depanku ya..karena bunda bukan pemimpinku...
Jangan pula pernah berjalan di belakangku ..karena bunda bukan pengikutku...
Berjalanlah selalu disampingku karena bunda belahan jiwaku...
Kita seiring sejalan searah setujuan ...saling mengisi tanpa pernah mengekang diri...
Jadikan percaya yang Utama.....
Di rahim bunda yg dimuliakan Allah anak anak pernah sangat nyaman bersemayam...
Dari air susu bunda dan dekapan hangat bundalah  anak anak bertumbuh....
Selalu kepada bunda pula anak anak merasa sangat nyaman utk kembali saat lelah

Bun...
Jangan suka mengulang ulang permintaan itu ya...
Kalau bunda selalu minta terlebih dahulu di ajak kembali sang Pemilik..
Hanya karena bunda merasa tak sanggup hidup tanpa ayah dampingi ...
Hanya karena tak rela ada tangan lain menyentuh ragamu saat mandi terakhirmu...
Hanya karena tak sanggup saat terjaga malam  tak ada tangan ayah utk mendekapmu....
Hanya karena tak ada lengan utk bunda gigit saat menahan tangis....
Hanya karena tak rela ada mata lain melihat keelokan ragamu...
Hanya karena  tak akan ada sajadah terhampar sebelum akhir wudhumu di munajatmu...
Karena..bun...
Belum tentu ayah juga sanggup hidup  tanpa bunda dampingi....
Biarkanlah sang Pemilik yang menentukan pilihannya...
Karena sesungguhnya Hak akiki sesungguhnya ada padaNya...

(Dedicated 4 Bunda "SELAMAT HARI IBU YA")

Kamis, 16 Desember 2010

KESEMPATAN KEDUA....

Warna putih adalah warna kesukaan kami...
Selain merah tentunya....
Entah mengapa...kami merasa pada warna putih itu
Kami bisa banyak berkreasi dan bercerita...
Sebagai lembaran lembaran kosong yang kami bebas mengisinya..


Bercerita lucunya fhira anak kami....
Saat belajar memanggil bundanya dg bahasa yg sulit tapi tetap coba kami pahami...
Bercerita susahnya membujuk buat makan sayur...
Padahal aku bundanya sangat  suka  sayur....
Bercerita saat fhira ngambek ketika di minta belajar mengenal nada...
Lalu piano yang kami belikan di cuekin beberapa waktu...
Atau bercerita usahanya fhira memijati kaki bundanya..yg terkadang perlu rebahan buat melepas penat
Dalam kepolosan pikirannya seolah bundanya kecapean setelah seharian berusaha membuatnya tersenyum


Tapi..tidak utk 4 hari  ini..warna putih justru menjadi warna yang mengkhawatirkan kami...
Sudah 4 hari lebih fhira tak berdaya di bed rumah sakit......
Tergeletak dalam sakit yg coba di nikmati dalam diamnya....
Tidak rewel tidak juga mengeluh...
Bahkan merintihpun sangat perlahan....seolah tdk mau bundanya semakin terkoyak nuraninya...
3 jenis jarum infus memenuhi pergelangan tangan mungilnya....
Entah seperti apa rasa sakit yang dirasakan oleh bidadari mungil kami....


Pasi air mukanya menandakan ada derita yg sedang dirasakannya...
Meski beberapa kali di coba buat tersenyum...kegetiran senyumnya menandakan sakitnya...
Ketabahannya  semakin mengoyakan nuraniku.....
Justru kuingin dia menangis supaya aku bisa terus memeluknya....


Memasuki hari ke 3 trombositnya terus menurun....
Ya..Rabb... ku takut membayangkan yang kutak akan sanggup menghadapinya.....
Karena pastilah kutak akan mampu menghadapinya...
Tidak hanya separuh..seluruh jiwaku sudah hanyut bersamanya...
Meski baru 4 tahun fhira menemani kami...bagi kami seperti sepanjang usia kami...


Mukena belum sempat ku lepas saat aku berusaha terus mendampinginya...
Dalam keputus asaan dan ketidak berdayaan kucoba terus memompa semangatnya..
Meski hati ini terus tercabik..dengan bayangan bayanganku sendiri...
Dalam dekapan dan dalam buaian .......
Kucoba nyanyikan lagu lagu yg masih bisa ku hafal...
Lagu yg pernah membuatnya tersenyum..tertawa...bahkan terpingkal..
Ku janjikan berbagai kalimat kalimat manis di telinganya....
Ku katakan...Bunda  tidak sanggup nak...kalau harus secepat ini ananda tinggal..
Kujanjikan padanya bila keseluruhan hidup bunda akan ku dedikasikan hanya buatnya...
Ku bolehkan buatnya untuk memainkan nada sesukanya.....
Ku bolehkan buatnya makan sesukanya, bermain sepeda secapeknya...
Ku bolehkan buatnya memakai gaun merah kesukaannya....
Ku bolehkan buatnya memijati kaki bunda sesuka fhira mau....
Ku bolehkan buatnya memanggil emBu..karena belum mampu melafadzkan I dengan sempurna


Dalam diam ku merasakan kegelisahan  nafasnya...
Dalam diam kumerasakan ketidak teraturan denyut nadi jantungnya....
Denyut nadi dan jantung yang pernah bersemayam dg nyaman di rahim ini...
Dalam diam ku juga merasakan sakit....pedih dan lukanya...
Dengan lirih ku mintakan kepada Sang Pemilik...
Jikalau berkenan....duhai sang Pemilik biarlah Bundanya  yang merasakan sakit ini..
Biar bundanya melawan kelukaan ini ....bukan kamu nak...
Terlalu suci dan putih jika engkau harus hadapi ini...


Entah apa saja doa yang mampu ku mintakan ke sang Pemilik...
Ku mintakan dengan sangat..bahkan memaksa....
Duhai Ya Rahman..dalam gengamanMU lah...jiwa jiwa kami bersemayam
Engkaulah sang Maha Penentu....
Bila berkenan... perpanjanglah kehadirannya..
Berilah kami kesempatan kedua...dan kami akan menjaga amanahMU ini...
Ya Rahman...ku mohon dengan sangat...
Entah apalagi yang sudah kulakukan buat mendampingi masa masa kritisnya...


Yang kutahu tangan hangat suster mengagetkanku yg sempat terlelap...
Ku pandangi kembali wajah pucat bidadariku....
Ku bisikkan kembali kalimat jangan tinggalkan bunda ya nak....
Ku tunggu seolah ku meminta fhira berjanji padaku....
Sebelum ku tinggal tuk ambil air wudlhu shalat subuhku....


Di subuh ini ku adukan kembali kegundahanku...
ku "paksa" sang Pemilik meminjamiku lebih lama...
karena kutak sanggup saat ini bila harus di minta....
tumpahan air mata ini berjatuhan di sajadah sulaman ibuku...
Inikah yang dirasakan ibuku saat ku sakit dulu...
Duhai..Rabb..sempurna benar Engkau mengajariku perasaan menjadi ibu....


Sekembalinya shalat subuh ku jumpai bidadari cantikku...
Kemerahan mukanya sepertinya menandakan kebaikan sakitnya...
Keteraturan nafasnya menandai redanya derita..
Ku songsong kerlipan binaran matanya....
Kulihat kembali senyum cantiknya meski sedikit lemah...
Dia tahu..aku ibunya....ibu yang telah mendampingi masa masa sulitnya...
Ku berikan senyum termanis yang bisa kulakukan sambil tetap menahan tangisku....


Iya..nak kita akan bersama lagi...
Tadi di shalat subuh bunda sang Rabb sudah memberi ijin...
Meminjamimu lebih lama buat bunda....
Bahkan mungkin lebih lama dari yang pernah bunda kira..
Atau lebih lama dari usia bunda kelak...




(Based on true story, dedicated 4 bundanya Fhira di JKT, nama anaknya sama dengan anak pertamaku :) )

Sabtu, 11 Desember 2010


Bismillah....

Bagi yg sdh rutin menjalankan Subhanallah...selamat ya...Bagi yg belum semoga ter inspirasi......


KEUTAMAAN SHALAT SUBUH BERJAMAAH


Tunaikanlah shalat Shubuh dengan khusyu’ agar engkau dimuliakan dan digolongkan dalam barisan orang-orang yang beruntung, renungkanlah firman Allah subhanahu wa Ta’ala berikut ini, artinya, ‘Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya’ (QS. Al-Mu’minun: 1-2)

Dan ingatlah bahwa tujuan utamamu berada di rumah Allah di pagi hari itu hanyalah untuk mengejar dan memburu keberkahan dan kehebatan shalat Shubuh berjama’ah, oleh karena itu renungkanlah dengan sebaik-baiknya tentang keagungan, kehebatan dan keutamaan sholat subuh berjama’ah di masjid, renungkanlah apa yang telah disabdakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang hal itu, diantaranya:
·   ‘Tidak ada shalat yang paling berat bagi orang-orang munafik selain shalat Shubuh dan Isya’, seandainya mereka mengetahui kebaikan didalam jamaah kedua shalat tersebut, pasti mereka akan mendatanginya walaupun dengan merangkak’ (Muttafaqun ‘Alaih)

·  “Barangsiapa yang menghadiri shalat Isya’ berjama’ah maka seolah-olah dia shalat setengah malam dan barangsiapa yang menghadiri shalat Shubuh berjama’ah maka seolah-olah dia shalat semalam suntuk’ (HR. Muslim)

·   ‘Barangsiapa shalat Shubuh berjama’ah maka dia berada dalam jaminan Allah (maksudnya: Dia melindungi, memperhatikan dan menjaga hamba tersebut)’ (HR. Ibnu Majah dan Thabrani)

·   ‘Sesungguhnya Allah kagum terhadap orang-orang yang shalat berjama’ah’ (HR.Ahmad).

KEUTAMAAN BULAN MUHARAM


Bismillah....

Saudaraku....sekedar mengingatkan dalam minggu ini ada kado istimewa yang Maha Rahman siapkan buat kita...silahkan di ambil di hari Rabu 9 Muharam dan Kami 10 Muharam.... Detail infonya di bawah ini.... 

Di sadur dari blog nya : Oleh: Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin
[Di dalam kitab beliau Riyadhus Shalihin, Al-Imam An-Nawawi -rahimahullah- membawakan tiga buah hadits yang berkenaan dengan puasa sunnah pada bulan Muharram, yaitu puasa hari Asyura / Asyuro (10 Muharram) dan Tasu’a (9 Muharram)]
Hadits yang Pertama
عن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم صام يوم عاشوراء وأمر بصيامه. مُتَّفّقٌ عَلَيهِ
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma-, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa pada hari ‘Asyura dan memerintahkan untuk berpuasa padanya”. (Muttafaqun ‘Alaihi).
Hadits yang Kedua
عن أبي قتادة رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم سئل عن صيام يوم عاشوراء فقال: ((يكفر السنة الماضية)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu”. (HR. Muslim)
Hadits yang Ketiga
وعن ابن عباس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُما قال، قال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: ((لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع)) رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Ibnu Abbas -radhiyallahu ‘anhuma- beliau berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada (hari) kesembilan” (HR. Muslim)
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura, beliau menjawab, ‘Menghapuskan dosa setahun yang lalu’, ini pahalanya lebih sedikit daripada puasa Arafah (yakni menghapuskan dosa setahun sebelum serta sesudahnya –pent). Bersamaan dengan hal tersebut, selayaknya seorang berpuasa ‘Asyura (10 Muharram) disertai dengan (sebelumnya, ed.) Tasu’a (9 Muharram). Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Apabila (usia)ku sampai tahun depan, maka aku akan berpuasa pada yang kesembilan’, maksudnya berpuasa pula pada hari Tasu’a.
Penjelasan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk berpuasa pada hari sebelum maupun setelah ‘Asyura [1] dalam rangka menyelisihi orang-orang Yahudi karena hari ‘Asyura –yaitu 10 Muharram- adalah hari di mana Allah selamatkan Musa dan kaumnya, dan menenggelamkan Fir’aun dan para pengikutnya. Dahulu orang-orang Yahudi berpuasa pada hari tersebut sebagai syukur mereka kepada Allah atas nikmat yang agung tersebut. Allah telah memenangkan tentara-tentaranya dan mengalahkan tentara-tentara syaithan, menyelamatkan Musa dan kaumnya serta membinasakan Fir’aun dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang besar.
Oleh karena itu, setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tinggal di Madinah, beliau melihat bahwa orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyura [2]. Beliau pun bertanya kepada mereka tentang hal tersebut. Maka orang-orang Yahudi tersebut menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya, serta celakanya Fir’aun serta pengikutnya. Maka dari itu kami berpuasa sebagai rasa syukur kepada Allah”. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian”.
Kenapa Rasulullah mengucapkan hal tersebut? Karena Nabi dan orang–orang yang bersama beliau adalah orang-orang yang lebih berhak terhadap para nabi yang terdahulu. Allah berfirman,
إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ
“Sesungguhnya orang yang paling berhak dengan Ibrahim adalah orang-orang yang mengikutinya dan nabi ini (Muhammad), serta orang-orang yang beriman, dan Allah-lah pelindung semua orang-orang yang beriman”. (Ali Imran: 68)
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah orang yang paling berhak terhadap Nabi Musa daripada orang-orang Yahudi tersebut, dikarenakan mereka kafir terhadap Nabi Musa, Nabi Isa dan Muhammad. Maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam berpuasa ‘Asyura dan memerintahkan manusia untuk berpuasa pula pada hari tersebut. Beliau juga memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi yang hanya berpuasa pada hari ‘Asyura, dengan berpuasa pada hari kesembilan atau hari kesebelas beriringan dengan puasa pada hari kesepuluh (’Asyura), atau ketiga-tiganya. [3]
Oleh karena itu sebagian ulama seperti Ibnul Qayyim dan yang selain beliau menyebutkan bahwa puasa ‘Asyura terbagi menjadi tiga keadaan:
1. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan Tasu’ah (9 Muharram), ini yang paling afdhal.
2. Berpuasa pada hari ‘Asyura dan tanggal 11 Muharram, ini kurang pahalanya daripada yang pertama. [4]
3. Berpuasa pada hari ‘Asyura saja, sebagian ulama memakruhkannya karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan untuk menyelisihi Yahudi, namun sebagian ulama yang lain memberi keringanan (tidak menganggapnya makhruh). [5]
Wallahu a’lam bish shawab.
(Sumber: Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin terbitan Darus Salam – Mesir, diterjemahkan Abu Umar Urwah Al-Bankawy, muraja’ah dan catatan kaki: Al-Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifai)
CATATAN KAKI:
[1] Adapun hadits yang menyebutkan perintah untuk berpuasa setelahnya (11 Asyura’) adalah dha’if (lemah). Hadits tersebut berbunyi:
صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما و بعده يوما . -
“Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya dan sehari setelahnya. (HR. Ahmad dan Al Baihaqy. Didhaifkan oleh As Syaikh Al-Albany di Dha’iful Jami’ hadits no. 3506)
Dan berkata As Syaikh Al Albany – Rahimahullah- di Silsilah Ad Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Penyebutan sehari setelahnya (hari ke sebelas. pent) adalah mungkar, menyelisihi hadits Ibnu Abbas yang shahih dengan lafadz:
“لئن بقيت إلى قابل لأصومن التاسع” .
“Jika aku hidup sampai tahun depan tentu aku akan puasa hari kesembilan”
Lihat juga kitab Zaadul Ma’ad 2/66 cet. Muassasah Ar-Risalah Th. 1423 H. dengan tahqiq Syu’aib Al Arnauth dan Abdul Qadir Al Arna’uth.
لئن بقيت لآمرن بصيام يوم قبله أو يوم بعده . يوم عاشوراء) .-
“Kalau aku masih hidup niscaya aku perintahkan puasa sehari sebelumnya (hari Asyura) atau sehari sesudahnya” ((HR. Al Baihaqy, Berkata Al Albany di As-Silsilah Ad-Dha’ifah Wal Maudhu’ah IX/288 No. Hadits 4297: Ini adalah hadits mungkar dengan lafadz lengkap tersebut.))
[2] Padanya terdapat dalil yang menunjukkan bahwa penetapan waktu pada umat terdahulu pun menggunakan bulan-bulan qamariyyah (Muharram s/d Dzulhijjah, Pent.) bukan dengan bulan-bulan ala Eropa (Jan s/d Des). Karena Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa hari ke sepuluh dari Muharram adalah hari di mana Allah membinasakan Fir’aun dan pengikutnya dan menyelamatkan Musa dan pengikutnya. (Syarhul Mumthi’ VI.)
[3] Untuk puasa di hari kesebelas haditsnya adalah dha’if (lihat no. 1) maka – Wallaahu a’lam – cukup puasa hari ke 9 bersama hari ke 10 (ini yang afdhal) atau ke 10 saja.
Asy-Syaikh Salim Bin Ied Al Hilaly mengatakan bahwa, “Sebagian ahlu ilmu berpendapat bahwa menyelisihi orang Yahudi terjadi dengan puasa sebelumnya atau sesudahnya. Mereka berdalil dengan hadits yang diriwayatkan dari Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam,
صوموا يوم عاشوراء و خالفوا فيه اليهود صوموا قبله يوما أو بعده يوما .
“Puasalah kalian hari ‘Asyura dan selisihilah orang-orang Yahudi padanya (maka) puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya”.
Ini adalah pendapat yang lemah, karena bersandar dengan hadits yang lemah tersebut yang pada sanadnya terdapat Ibnu Abi Laila dan ia adalah jelek hafalannya.” (Bahjatun Nadhirin Syarah Riyadhus Shalihin II/385. cet. IV. Th. 1423 H Dar Ibnu Jauzi)
[4] (lihat no. 3)
[5] Asy-Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah mengatakan,
والراجح أنه لا يكره إفراد عاشوراء.
Dan yang rajih adalah bahwa tidak dimakruhkan berpuasa ‘Asyura saja. (Syarhul Mumthi’ VI)
Wallaahu a’lam

Minggu, 05 Desember 2010

My LITTLE GUARDIAN....



Saat ini kedua tangan ayah masih mampu menjangkaumu...
Untuk melindungimu.......
Saatnya kelak kedua tangan ini sudah tak mampu menjangkaumu...
Hanya doa lirih yang akan selalu menyertai langkahmu...
Yang ayah panjatkan setiap waktu melalui kedua tangan ini...



Rabu, 01 Desember 2010

PIALA ANANDA...

Nak....


Saat ayah menulis cerita ini usia ananda belum genap 6 tahun...
Sungguh bersyukur dan bahagianya ayah menemani ananda selama ini
Dimulai membangunkan ananda di pagi dan mengajari cara bersyukur
Mengantarkan ananda sekolah....
Sambil menasehati dengan nyayian yg syairnya ayah karang sendiri 
Merasakan debaran hati saat ayah hampir sampai kerumah sepulang kerja...
Karena pastilah ananda sdh menunggu dan berteriak kegirangan melihat mobil datang...
Meskipun wajah ayah belum nampak di balik jendelanya...
Mendengarkan dengan sabar dan pelukan hangat setiap ananda berceloteh semua kejadian hari ini
Menemani ananda belajar Iqra....
dan setelahnya ayah nikmati latihan piano ananda yg masih do re mi :)


Nak....


Kelak ananda akan dewasa...
Banyak hal gemerlap  dan indah yg menunggu di luar sana...
Jangan pernah lupa ya nak...diantara keindahan dan kegemerlapan dunia luar
Selalu ada kami ayah bundamu yg tdk akan pernah berhenti mengkhawatirkanmu...
Mendoakanmu sebagai ganti tangan kami yang mungkin sdh tdk mampu menjangkaumu...


Nak...


Ada satu peristiwa yang mungkin akan menjadi sebuah pelajaran yg tdk akan pernah ayah lupakan
Saat ananda berusia 4 tahun...dan itu juga tahun pertama ananda memasuki dunia sekolah PAUD
Saat itu ada lomba di kota surabaya...ananda mewakili sekolahan ananda...
Dalam benak ananda yg polos setiap piala yang ada akan diberikan kepada siapapun yg ikut lomba..
Tiga kategori lomba dengan 9 piala yg tersedia...hanya satu kategori yg ananda ikuti...


Buat ayah bunda...
Ananda tampil cantik dan berkilau saat itu....
Dan tibalah saatnya lomba di umumkan...
Kepolosan dan kekuatan dari sebuah keinginan menuntun ananda utk berada di samping piala..
Ananda sangat yakin akan dapat dan dalam benak ananda memang seharusnya dapat...
Setiap kali dibacakan siapa pemenang dari lomba yg dikategorikan ananda selalu keatas panggung...
Bunda tak tega dan berlalu....
Mba C tak kuat dan berlalu...
Ayah bertahan sambil terus memanggil ananda utk mendekat ke kursi ayah...
Ananda tetap di dekat piala....piala yg dlm benak ananda waktu itu memang sdh harus didapat...
Sampailah pada pengumuman kategori ke 3 dgn 3 piala terakhir yg ananda tdk mengikutinya...
Ananda tetap keatas panggung tetap menyodorkan tangan utk memperoleh piala itu ....
Nak ....
Sesak betul dada ayah saat itu....
Ter iris betul dan terkoyak nurani ayah melihatnya...
Ananda tdk mendapatkan piala seperti yg ananda inginkan....
Ananda turun ke panggung dengan menunduk....
Tak tahan ayah songsong ananda....ayah peluk ananda....coba menguatkan..
Tak ada tangis saat itu 
Yang  ananda lakukan hanya memain mainkan ujung jilbab putih  sambil tetap terdiam seribu bahasa....
Ayah gendong ananda dan ayah ajak ke mobil...
Ada bunda, ada mba C dan ada de Fina..waktu itu...
Kita semua terdiam dan membisu...hanya degup dan getaran jantung ananda yg ayah rasakan di pelukan ayah
Lalu...pelan...hampir lirih tak terdengar...anada utarakan...
Yah..Bun...kakak nda dapat piala je..dah bolak balik naik panggung.... 
Saat itu pecahlah tangis ananda yg di barengi berhamburan air mata ayah, bunda dan Mba C..
Kita coba saling menguatkan dengan tetap saling berpelukan...


Tak apa nak...
Saat ini ananda tidak dapat piala seperti yang ananda inginkan...
Tapi saat ini pula ananda mendapatkan "PIALA" terbesar dari kami semua...
Ananda memenangkan hati kami ...ananda peroleh "PIALA" terbesar dan terindah yg pernah ada di bumi ini...


Nak...
Saat dewasa kelak terkadang kecewa, gagal itu perlu ...
Supaya ananda akan lebih menghargai keberhasilan dan kesuksesan yang didapat..
Yang penting saat terjatuh cobalah untuk segera bangkit..
Dan saat lelah..pulanglah ke kami..
kami ayah bundamu yang selalu mengharap dan mendoa utk keberhasilan dan kesuksesanmu


(Dedicated 4 Shafira Auliarahma..Inspirasiku)







Jumat, 26 November 2010

SELAMAT JALAN MBA SARAH...TERIMA KASIH INSPIRASI KEIKHLASANNYA

Awalnya karena masalah official dengan "terpaksa" Aku memanggilnya.........
Untuk secara khusus berdiskusi di ruangan kerjaku

Kekakuan pembicaraan kami terasa kental sekali....
Semua baik pak...Baik pak....Bisa berubah pak...Baik pak...
Entah berapa kali jawaban jawaban singkat di sampaikan Vie..
Dari sekian banyak pertanyaan "official" yang ku utarakan...
Ku putuskan mengakhiri pembicaraan
yang mungkin juga akan berakhir dengan ke "sia - sia an"saja...
Biarlah..nanti pada waktunya mungkin akan terasa lebih relax..
lebih ber "sahabat" dan "inside" problem bisa ter utarakan dengan lepas...


Dua minggu berlalu....
Meskipun tidak terlalu significant, adalah sedikit perubahan padanya.....
Bukan hanya masalah pekerjaannya akan tetapi...
interaksinya dengan rekan sekerja mulai kelihatan membaik....


Sampai suatu siang memasuki minggu ke 3 setelah kita bicara secara "private.."
Masuklah dia keruanganku dengan badan sempoyongan...dan mata sembab..
"Apa yang terjadi".....
Kalimat pertamaku yang kulontarkan dan... setelahnya aku lebih banyak diam mendengarkan
"curhat" nya...yang tanpa kuminta mengalir dengan sendirinya.......


"Sebelumnya saya pikir ini sudah takdirnya mba Sarah pak...
Saya tidak perlu memperjuangkannya...toh..pada akhirnya
Mba Sarah... harus menerima keadaan seperti ini.....


Hal ini yg membuat saya sangat terpukul dengan keadaan mba Sarah...


Mba Sarah...(Selanjutnya pakai "saya") mengiyakan pinangan mas Budi denga Hamdallah...
setelah kurang lebih 2 tahun kami pacaran...
Saya mantapkan hati tuk menitipkanya ke mas Budi...
Menerima dengan segenap jiwa raga dan kepasrahan total
Mas Budi menjadi suami saya, Imam di shalat saya, Ayah buat anak anak saya kelak
Yang Insya Allah akan lahir dari rahim yg di muliakan ini...


Kemapanan ekonomi mas Budi dan keluarganya...
Membuat pernikahan kami seperti pasangan raja dan ratu...
Sesuai janjinya mas Budi mengajak saya berbulan madu..
Ke Baitullah... tempat yg tdk saja indah tapi sekaligus menenteramkan...


Harii...Bulan...dan Tahun kami lewati seperti buaian mimpi yang indah...
Tak pernah mau saya terbangun dari buaian mimpi dan kehangatan yg mas Budi berikan...


Tidak saja lembut, sabar, setia tetapi juga cara mas Budi menyentuh dan memperlakukanku
sedemikian indahnya... iringan tuts piano seringkali mengantarkan saya tertidur di bahunya...
Saat saat saya temani mas Budi yg memang pintar memainkan piano...
Saat membangunkan tidurkupun mas Budi tdk hanya mencium dan mengelus pipi ini...
Di dekatkan HP yg mengalunkan lagu lagu indah..yg mendampingi bangunku
Semua biasanya sdh siap..sajadah sdh di gelar...ruku sdh tertata rapi...
Hanya perlu wudhu yg saya lakukan kemudian menyusul mas Budi bermunajat malam..


Sempurna sekali kebahagiaan kami di 5 tahun pernikahan kami...
Meski masih saja belum ada tawa si kecil maupun tangisannya menghiasi rumah kami
Kami tidak pernah merasa kesepian...canda mas Budi cukup menghiburku....
Tangisan dan kemanjaan mas Budi membuatku merasa selalu di butuhkan....


Memasuki tahun ke 6 pernikahan kami hampir tidak ada perubahan sikap di antara kami
Hanya sikap keluarga mas Budi yg semakin sering "memojokanku"
Dewi adiknya sdh tidak pernah mau berkunjung lagi kerumah kami
Padahal 3 tahun dewi bersama kami saat menyelesaikan Co Ass nya di FK UNAIR
Setiap ku coba telp jawaban ogah ogahan yg nampak dan inginnya segera menutup telp ku
Ibu bahkan setahun terakhir ini tidak pernah mengajakku bicara....
Berkali kali ku mencoba menyapa beliau, hanya membuang muka yg beliau lakukan
Aku diam bukan aku menerima di perlakukan seperti ini..
Hanya aku tidak mau membuat mas Budi pada posisi yg sulit diantara aku dan keluarganya..


Ditahun ke 8 pernikahan kami mas Budi kecelakaan pesawat (Lion Air Solo 2007)
Tidak saja parah...hampir 17 hari mas Budi tak sadarkan diri di ruang ICU
Selama 17 hari pula aku dampingi mas Budi...
Kujaga, ku sayangi, ku sentuh dan ku bisikkan hal hal romantis yg biasa kami lakukan..
Meski seolah tidak ada respon tetapi denga telaten ku lakukan hal tersebut...
Aku percaya mas Budi mendengar dalam ketidak mendengarnya...
Aku tahu dan aku bisa merasakan itu...


Di Hari ke 17 pas hari ke 3 bulan Ramadhan mas Budi siuman...
Alhamdulillah...kabar dr. Suroto ke HP ku menyegerakan aku utk segera ke kamar ICU
Dengan hati berbunga bunga dan bongkahan rasa rindu ku memasuki kamar ICU..
Sudah ada ibu, Dewi dan...entahlah ada satu wanita lagi yg cantik diantara ibu dan Dewi..


Kutatap mas Budi dengan perasaan bahagia dan kulihat tatapan hangat mas Budi.....
Yang sepertinya kangen sekali padaku.... kusongsong mas Budi dan ku cium tangannya
Sebagai bentuk penghormatan dan baktiku....


Ajak Sarah keluar dulu wi..biar mas mu istirahat..perintah ibu yang mengagetanku dan mas Budi...
Meski terasa tersisih ku ikuti langkah dewi dengan kebingungan di aku dan tentunya mas Budi suamiku..
Kenapa aku tidak boleh bersama suamiku..yg sdh bertahun tahun bersamaku dan 17 hari kudampingi
Dalam komanya..saat tersadar kenapa aku yg terusir... kutepiskan prasangka jelekku...


Sepulang dari RS keluarga kecil kami normal kami...
Meski sedikit tertatih mas Budi tetap saja memanjakanku...
Memperlakukanku bak seorang putri yg ditempatkan di istana cinta dan kasih sayangnya...
Sampai datang telp dr ibu..meminta mas Budi pulang tanpa aku..???
Meski bingung ku iyakan dan ku ijinkan kepulangan mas Budi..toh mas pulang ke tempat ibunya sendiri...


Sehari sebelum pulang mas Budi benar benar memperlakukanku bak putri...
Di suapi makan ku, diajak aku duduk di kursi cinta taman belakang rumah...
Diceritakan hal hal romantis yg pernah kita lewati
Di nyayikannya  aku lagu lagu kesukaanku...sampai aku tertidur...
Mas Budi perlakukan aku seolah tidak mau terpisahkan dariku...
Dan dengan lembut serta mesra mas Budi mengangkatku ke kamar utk ditidurkan kembali...


1 Minggu mas Budi di seberang rasanya seperti lebih dari bertahun tahun pernikahan kami...
HP tidak bisa ku hubungi, sms tdk dibalas telp rumah setiap kali yg menerima Dewi atau mba yah..
Rasanya aku sampai hapal dengan jawabannya... mas Budi sedang sama ibu tdk bisa di ganggu...
Semua pesan yang kusampaikan entahlah tersampaikan atau tidak...


Hari ke 8 mas Budi telp hanya singkat mengabari kalau besok pulang...tiada candaan...
Apalagi ucapan sayang ....terasa kaku..dan formil...ada apa dengan mas Budi ku....


Sebelum mas budi sampai di rumah....
Ku simpan rapat rapat hasil tes dr Hermawan yg memvonisku kanker rahim stadium 4.....
Aku nda mau mas Budi tahu saat ini...nantilah kalau saatnya memungkinkan....
Ku pakai Jilbab pink kesukaan mas Budi, ku solek wajah dan tubuhku dengan parfum kesukaannya
Ku jemput mas Budi di Bandara....Beliau datang... berdebar hatiku seperti saat pertama kencan kami
Agak sedikit coklat kulitnya tapi tetap gagah dimataku...
duh pangeranku....hanya....tak ada senyum...dingin dan kaku...
Hanya menjabat tanganku..tanpa memeluk..apalagi mencium....Ada apa????
Mungkin mas Budi capek....sebagai istri ku coba cairkan suasana ku ajak bercanda...
Tak ada respon positif hanya diam...diam..dan diam...


Sejak kepulangannya dari seberang mas Budi tlah berubah....
tak ada lagi kemanjaannya...sentuhan lembutnya...ajakan munajat malamnya....
Bahkan aku pernah di maki maki saat ku coba membangunkan beliau tuk shalat malam....
Piano Classic di rumah pun menjadi semakin berdebu karena hampir setahun tak tersentuh...
Rasa sakit di perutku..sdh kuabaikan..meski terapi tetap kulakukan tanpa sepengatahuan mas Budi
Karena mas Budi memang tidak pernah tahu sakitku...
Hasil mengajar tambahan di TK Sabilillah bisa kusisihkan sedikit sedikit buat obat Generik sederhana yg mampu kubeli..............
Sangat kontras dengan mobil Mercy mas Budi yg terparkir anggun di garasi..




Sebulan setelah kepulangan mas Budi dari seberang...
Ibu datang dengan dewi dan wanita itu.....
Aku di panggil di ruang keluarga rumah kami tapi seolah akulah tamunya...
Dengan tegas dan tanpa ada permintaan apalagi diskusi ibu perintahkan aku tuk memilih...
Sarah kamu pilih cerai atau di madu budi???
Ku coba tatap wajah mas Budi yg tertunduk...ku coba mencari jawaban di matanya...
Diam dan tetap menunduk.....aku harus bisa putuskan sendiri...tanpa suamiku....imamku
Hal yang tak pernah aku lakukan untuk mengambil sebuah keputusan besar dlm hidupku
Tapi..tidak untuk kali ini...kali ini aku harus putuskan sendiri...
Inggih bu..saya mau di madu.....
Tak ada tangis..tak ada gejolak emosi waktu itu....yg ada hanya kupercepat langkah ku ke kamar
setelah aku mampu menjawab perintah ibu.....
Sesak dada ini...gelap mata ini...setelah mereda berhamburlah air mata ini....
Inikah jawaban dari perubahan mas Budi???


Hari pernikahan mas Budi hari ini...ku coba berdandan se cantik yg kubisa....
Ku coba cari baju yg cocok...bukan warnanya..tapi ukurannya karena semakin mengurus tubuhku...
Mas Budi masuk ke kamar...dia mendatangiku...mungkin mencoba menghiburku
Utk mengurangi rasa bersalahnya...dia memelukku..pelukan yg hampir setahun tdk kuperoleh..
Bunda...lirih sekali....berdesir dan seperti ada aliran darah baru...sdh 9 tahun kami menikah
baru kali ini mas Budi memanggilku bunda...
Panggilan ini menyemangatiku..sekaligus menghamburkan air mata ini...
Pagi ini satu satunya lelaki yg pernah menyentuhku, imamku akan berbagi....
Bunda kenapa kurusan???
Kalimat kedua menyadarkanku....apakah skg saatnya aku bercerita keadaanku?
Biarlah..rasanya tak perlu....ini akan merusak harinya...
Dan aku tak tega...mas Budi tetaplah pangeranku...satu satunya pria yg telah menyentuhku...
Aku tak mau merusak hari bahagianya???....Bahagia..?? entahlah sepertinya tak kulihat sinar Bahagia dimatanya....


Prosesi telah usai...akad nikah..berjalan baik....
Banyak mata iba melihatku.....banyak sentuhan hangat di pundak menguatkanku.....
Saat itu....ingin rasanya aku berada di dekapan ummi...ibuku....
Bukan hanya menagis...karena itu tak akan cukup...hanya merasakan hangatnya pelukan ummi...dan dtak jantung ummi....sama saat ku balita dulu dalam dekapan ummi ku....kangen skali saat itu...
Detak jantung ummi..yang mungkin akan sedikit meringankan luka dan perih nya hati ini....
Tak ada satupun keluargaku yg aku kabari....
Aku menjaga nama mas Budi di keluargaku....
Di keluargaku mas Budi tidak saja menantu teladan akan tetapi menjadi panutan buat adik adik ku dan
istri istri maupun suami suaminya....beliau teladan keluarga kami...aku tak mau hal ini akan merusaknya dan menimbulkan
kebencian di mata mereka karena pembelaan mereka padaku.....


Malam pertama...aku tidur di kamar sendiri....
Padahal di rumah yg sama ada mas Budi....
Tak pernah kami  seperti ini....
Sehebat apapun kita bertengkar...dan  aku lupa apakah kita pernah bertengkar...kita tak pernah pisah tidur....
Tapi tidak kali ini .....
Jam 2 kuputuskan mengambil air wudhu.....
Pelan ku buka pintu kamar...aku tak mau mengganggu kamar sebelah, kamar dimana ada mas Budi...
dan wanita itu.......
Astaghfirullah....aku lihat mas Budi ku tidur di sofa...
Kenapa ???....bukankah harusnya di kamar pengantinnya....
Pelan ku dekati....ku tatap wajah letihnya...duhai imamku...ada apa gerangan...
Meski ragu kuberanikan untuk menyentuhnya...membelainya...hal yg sebenarnya plg di suka mas Budi...
Pelan..terbuka lentik kelopak matanya.....kulihat kembali tatapan hangat dan mesranya....
Yang sudah setahun lebih hilang...tak hanya itu.......sedikit...tertahan...tapi menghambur juga air mata mas...
Bunda...... kalimat itu mas Budi ucapkan lagi...dan buatku sudah cukup mengetahui kehampaan dan lukanya..
Iya...kami masih sangat saling mncintai...aku nafas baginya...sebagaimana mas budi darah buatku.....
Keadaanlah yg tidak berpihak ke kami....ku elus rambutnya..dan kurapikan..lama aku tak melakukan hal ini...
Tak ada pembicaraan diantara kami yg ada hanyalah tatapan dan bahasa hati untuk saling menguatkan...


Ku ajak mas Budi mengambil air wudhu...beliau berkenan...kami habiskan sisa malam ini dengan saling mengadu...ke Rabb kami...yang mungkin beliaupun juga menangis...dengan keadaan kami......


Baru kuselesaikan...rakaat terakhirku....saat itu sakit di rahim ini tak tertahankan....
Bergumpal..gumpal darah kluar dan membanjir di sajadahku....
Mas Budi kaget...dan entahlah apa yg terjadi..karna setelahnya yg kutahu hanya gelap......


Entah di hari keberapa..dalam alam bawah sadarku...aku bisa merasakan elusan dan hangatnya
genggaman mas budi...aku tak bisa apa apa...tapi bisa merasakan dan mendengar bisikan bisikan mas Budi...
Cerita lucunya membuat jiwaku tertawa...cerita romantisnya..membuatku benar benar melayang.......
Dan nyayian....iya ...nyayian nyayian itu diperdengarkan beliau lagi......
Lengakp...dari lagu lagu KLA project kesukaanku saat kuliah dulu..awal mengenal mas Budi hingga....
lagu lagu Kahitna yg dipakai mas Budi saat "menembakku"....selepas kami menonton konsernya...
Duh...pangeranku sdh kembali...kembali dlm kondisi tidak tersadarku.......


Hari jumat...aku sdh tdk bisa merasakan apa apa lagi kecuali yg kutahu...
Kulihat mas Budi...terguguk memegangi jasadku...tapi aku tak mampu menyentuhnya....
Sebegitu terlukanya pangeranku.....tapi aku sdh tak mampu lagi menghiburnya........
Menyentuhnyapun aku sdh tak mampu....hanya memandang dengan keprihatinanku....
Sakit di rahimku...hilang...sama sekali sdh tak berasa....
Yang kurasa hanya perasaan ringan...ringan...dan bahagia yg aku sendiri belum pernah aku rasakan....


Aku di jemput Rabbku.... Beliau menyambutku....sesuai dengan janjinya di Surat AL Fajr...
seperti yg sering di bacakan mas Budi selepas maghrib...


Hai Jiwa Yang Tenang.....
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yg puas...
lagi di ridhaiNya...
Maka masuklah kedalam jamaah hamba hamba Ku...
dan masuklah ke dalam surga Ku.... (QS 89 : Al Fajr 27 - 30) 


Aku pulang....iya....aku pulang menemui cinta sejatiku...puncak dari keseluruhan penghambaanku.....
Meski...belum dengan mas Budi...aku akan menantinya...ku menanti cinta duniaku..
Kan kuajak menjadi pasangan akhiratku.........
Mas budi...meski tak terdengar ku bisikan di telinga nya...kukatakan jagalah kemulaiaan akhlaqnya...
Hal yg telah membuatku jatuh cinta padanya ....dan......
Entahlah....meski menangis....kulihat sedikit senyum ikhlas di bibir mas budi....Mungkin beliau mendengar bisik ku....


(Dedicated buat mba Sarah...semoga mba dapatkan janjiNYA..keikhlasanmu mengajari kami..org org yg sempat mengenalmu....Buat vie..sdh kutulis seperti yang kau minta...)