Total Tayangan Halaman

Senin, 25 Oktober 2010

Umar yang istimewa.....

Bukan di tempat Istimewa..
serta juga bukan dalam waktu yang istimewa 
Saat aku mengenal Umar pertama kalinya.....

Nama yang belakangan kemudian aku kenal 
Dan sering kujadikan contoh saat aku berusaha 
memotivasi anak buahku di kantor.....

Pagi Itu di Stasiun Gubeng Surabaya
Saat aku menjemput kedatangan ibuku, nenek dari kedua anakku
pertama kalinya aku lihat bocah kecil itu


Kecil badannya bahkan cenderung kurus
rambut keritingnya mengingatkan aku pada Ikal
tokoh senter pada film laskar pelangi
film favorit keluarga kami.......


Yang menarik buatku saat memperhatikannya
bukan saja pakainnya yg rapi meskipun sangat sederhana
berbeda dengan teman temannya sesama penyemir sepatu di stasiun Gubeng
Aku justru lebih tertarik cara bocah itu menawarkan jasa semir kepada siapa saja
yang ada di sekitarnya yang sekiranya membutuhkan jasa semirnya...


Meskipun berkali kali ditolak tetap saja bocah itu bersemangat dan...
tidak terlewatkan senyum tulus dan ucapan terima kasihnya meskipun
jasa menyemirnya di tolak...


Sampailah bocah ini ke tempat duduk ku...
...pagi mas...sapanya...Mau saya semir sepatunya mas...
aku tolak penawarannya karena memang sepatu yg kupakai
bukan berbahan dasar kulit tapi berbahan kain croocs hadiah anakku
dari hasil patungannya dengan bundanya...:)
Tidak kulihat sedikitpun kekecewaan di wajahnya dari penolakanku..
tetap saja dia membagi senyum ikhlasnya buatku dan di iringi ucapan terima kasih
dan segera berlalu......


Kucoba memanggilnya.....dia datang...aku selipkan 20 ribu ke kain diatas kotaknya...
sambil senyum...kupikir dia akan bilang terima kasih....ternyata .......
Subhanallah...dia ambil uang yg kuberikan dan dengan senyum tapi tegas dia kembalikan...
terima kasih pak......ucapnya....
Penasaran aku paksakan aku sodorkan uang itu kembali.....tetap saja di tolaknya.....
Sambil tetap senyum dengan tegas di tolaknya uang yang kuberi........


Penasaran betul....apa ada yg salah dari uang yg kukasih?? atau ada yg salah dari cara
aku mengasihkannya.......


Allah membantu menjawab penasaranku dengan mempertemukanku denga bocah itu
di Mushola stasiun saat aku mencoba bercengkerama dengan Beliau di Shalat Dhuha...
Anak itu terlihat khusu' sholat di dekat lemari kecil di mushola stasiun....


Selepas sholat aku tunggu dan coba mendekatinya..... setelah berbasa basi menanyakan
pekerjaan, rumah, dan sdh berapa lama menyemir sepatu..aku coba bertanya hati hati...
kenapa menolak pemberianku.......


Ibu melarang saya utk mengemis mas...
lho  kamu khan nda mengemis...
Iya mas sama saja....
menerima pemberian secara cuma cuma tanpa bekerja sama dengan mengemis....
Deg.......Subhanallah.........Anak sekecil ini dimana utk mendapatkan 1.500 saja harus berpeluh
menolak 20.000 karena tdk mau terjebak dalam pemberian cuma cuma.....


Ibumu dimana nak...?
Sdh meninggal.....
Kalau bapak....
Juga sdh meninggal....
Trus...kamu tinggal sama siapa....
Di pondok dekat porong..(Ket : Nama tempat di sidoarjo dekat Lapindo)
Masih sekolah nak....
Masih pak di Tsanawiyah dan pondok malamnya.....
Siapa namamu nak....(sambil ku coba menahan sekuat mungkin air mata yg mau mengalir..)
Uztad...memberi nama saya Umar.... ...


Hari ini...saya belajar dari sosok Umar...
semoga engkau setegar Umar bin Khatab ya nak....
Istiqomah dalam memegang tali tali Sunatullah.....
sambil terngiang sabda Rasulullah :


Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Tangan yang di atas ialah yang memberikan, dan tangan yang di bawah ialah yang minta (menerima) ( Bukhori dan Muslim) 




Tulisan ini di dedikasikan buat para Pekerja keras yg mencoba menafkahi keluarganya sebaik mungkin 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar