Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Desember 2010

KESEMPATAN KEDUA....

Warna putih adalah warna kesukaan kami...
Selain merah tentunya....
Entah mengapa...kami merasa pada warna putih itu
Kami bisa banyak berkreasi dan bercerita...
Sebagai lembaran lembaran kosong yang kami bebas mengisinya..


Bercerita lucunya fhira anak kami....
Saat belajar memanggil bundanya dg bahasa yg sulit tapi tetap coba kami pahami...
Bercerita susahnya membujuk buat makan sayur...
Padahal aku bundanya sangat  suka  sayur....
Bercerita saat fhira ngambek ketika di minta belajar mengenal nada...
Lalu piano yang kami belikan di cuekin beberapa waktu...
Atau bercerita usahanya fhira memijati kaki bundanya..yg terkadang perlu rebahan buat melepas penat
Dalam kepolosan pikirannya seolah bundanya kecapean setelah seharian berusaha membuatnya tersenyum


Tapi..tidak utk 4 hari  ini..warna putih justru menjadi warna yang mengkhawatirkan kami...
Sudah 4 hari lebih fhira tak berdaya di bed rumah sakit......
Tergeletak dalam sakit yg coba di nikmati dalam diamnya....
Tidak rewel tidak juga mengeluh...
Bahkan merintihpun sangat perlahan....seolah tdk mau bundanya semakin terkoyak nuraninya...
3 jenis jarum infus memenuhi pergelangan tangan mungilnya....
Entah seperti apa rasa sakit yang dirasakan oleh bidadari mungil kami....


Pasi air mukanya menandakan ada derita yg sedang dirasakannya...
Meski beberapa kali di coba buat tersenyum...kegetiran senyumnya menandakan sakitnya...
Ketabahannya  semakin mengoyakan nuraniku.....
Justru kuingin dia menangis supaya aku bisa terus memeluknya....


Memasuki hari ke 3 trombositnya terus menurun....
Ya..Rabb... ku takut membayangkan yang kutak akan sanggup menghadapinya.....
Karena pastilah kutak akan mampu menghadapinya...
Tidak hanya separuh..seluruh jiwaku sudah hanyut bersamanya...
Meski baru 4 tahun fhira menemani kami...bagi kami seperti sepanjang usia kami...


Mukena belum sempat ku lepas saat aku berusaha terus mendampinginya...
Dalam keputus asaan dan ketidak berdayaan kucoba terus memompa semangatnya..
Meski hati ini terus tercabik..dengan bayangan bayanganku sendiri...
Dalam dekapan dan dalam buaian .......
Kucoba nyanyikan lagu lagu yg masih bisa ku hafal...
Lagu yg pernah membuatnya tersenyum..tertawa...bahkan terpingkal..
Ku janjikan berbagai kalimat kalimat manis di telinganya....
Ku katakan...Bunda  tidak sanggup nak...kalau harus secepat ini ananda tinggal..
Kujanjikan padanya bila keseluruhan hidup bunda akan ku dedikasikan hanya buatnya...
Ku bolehkan buatnya untuk memainkan nada sesukanya.....
Ku bolehkan buatnya makan sesukanya, bermain sepeda secapeknya...
Ku bolehkan buatnya memakai gaun merah kesukaannya....
Ku bolehkan buatnya memijati kaki bunda sesuka fhira mau....
Ku bolehkan buatnya memanggil emBu..karena belum mampu melafadzkan I dengan sempurna


Dalam diam ku merasakan kegelisahan  nafasnya...
Dalam diam kumerasakan ketidak teraturan denyut nadi jantungnya....
Denyut nadi dan jantung yang pernah bersemayam dg nyaman di rahim ini...
Dalam diam ku juga merasakan sakit....pedih dan lukanya...
Dengan lirih ku mintakan kepada Sang Pemilik...
Jikalau berkenan....duhai sang Pemilik biarlah Bundanya  yang merasakan sakit ini..
Biar bundanya melawan kelukaan ini ....bukan kamu nak...
Terlalu suci dan putih jika engkau harus hadapi ini...


Entah apa saja doa yang mampu ku mintakan ke sang Pemilik...
Ku mintakan dengan sangat..bahkan memaksa....
Duhai Ya Rahman..dalam gengamanMU lah...jiwa jiwa kami bersemayam
Engkaulah sang Maha Penentu....
Bila berkenan... perpanjanglah kehadirannya..
Berilah kami kesempatan kedua...dan kami akan menjaga amanahMU ini...
Ya Rahman...ku mohon dengan sangat...
Entah apalagi yang sudah kulakukan buat mendampingi masa masa kritisnya...


Yang kutahu tangan hangat suster mengagetkanku yg sempat terlelap...
Ku pandangi kembali wajah pucat bidadariku....
Ku bisikkan kembali kalimat jangan tinggalkan bunda ya nak....
Ku tunggu seolah ku meminta fhira berjanji padaku....
Sebelum ku tinggal tuk ambil air wudlhu shalat subuhku....


Di subuh ini ku adukan kembali kegundahanku...
ku "paksa" sang Pemilik meminjamiku lebih lama...
karena kutak sanggup saat ini bila harus di minta....
tumpahan air mata ini berjatuhan di sajadah sulaman ibuku...
Inikah yang dirasakan ibuku saat ku sakit dulu...
Duhai..Rabb..sempurna benar Engkau mengajariku perasaan menjadi ibu....


Sekembalinya shalat subuh ku jumpai bidadari cantikku...
Kemerahan mukanya sepertinya menandakan kebaikan sakitnya...
Keteraturan nafasnya menandai redanya derita..
Ku songsong kerlipan binaran matanya....
Kulihat kembali senyum cantiknya meski sedikit lemah...
Dia tahu..aku ibunya....ibu yang telah mendampingi masa masa sulitnya...
Ku berikan senyum termanis yang bisa kulakukan sambil tetap menahan tangisku....


Iya..nak kita akan bersama lagi...
Tadi di shalat subuh bunda sang Rabb sudah memberi ijin...
Meminjamimu lebih lama buat bunda....
Bahkan mungkin lebih lama dari yang pernah bunda kira..
Atau lebih lama dari usia bunda kelak...




(Based on true story, dedicated 4 bundanya Fhira di JKT, nama anaknya sama dengan anak pertamaku :) )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar