Total Tayangan Halaman

Jumat, 26 November 2010

SELAMAT JALAN MBA SARAH...TERIMA KASIH INSPIRASI KEIKHLASANNYA

Awalnya karena masalah official dengan "terpaksa" Aku memanggilnya.........
Untuk secara khusus berdiskusi di ruangan kerjaku

Kekakuan pembicaraan kami terasa kental sekali....
Semua baik pak...Baik pak....Bisa berubah pak...Baik pak...
Entah berapa kali jawaban jawaban singkat di sampaikan Vie..
Dari sekian banyak pertanyaan "official" yang ku utarakan...
Ku putuskan mengakhiri pembicaraan
yang mungkin juga akan berakhir dengan ke "sia - sia an"saja...
Biarlah..nanti pada waktunya mungkin akan terasa lebih relax..
lebih ber "sahabat" dan "inside" problem bisa ter utarakan dengan lepas...


Dua minggu berlalu....
Meskipun tidak terlalu significant, adalah sedikit perubahan padanya.....
Bukan hanya masalah pekerjaannya akan tetapi...
interaksinya dengan rekan sekerja mulai kelihatan membaik....


Sampai suatu siang memasuki minggu ke 3 setelah kita bicara secara "private.."
Masuklah dia keruanganku dengan badan sempoyongan...dan mata sembab..
"Apa yang terjadi".....
Kalimat pertamaku yang kulontarkan dan... setelahnya aku lebih banyak diam mendengarkan
"curhat" nya...yang tanpa kuminta mengalir dengan sendirinya.......


"Sebelumnya saya pikir ini sudah takdirnya mba Sarah pak...
Saya tidak perlu memperjuangkannya...toh..pada akhirnya
Mba Sarah... harus menerima keadaan seperti ini.....


Hal ini yg membuat saya sangat terpukul dengan keadaan mba Sarah...


Mba Sarah...(Selanjutnya pakai "saya") mengiyakan pinangan mas Budi denga Hamdallah...
setelah kurang lebih 2 tahun kami pacaran...
Saya mantapkan hati tuk menitipkanya ke mas Budi...
Menerima dengan segenap jiwa raga dan kepasrahan total
Mas Budi menjadi suami saya, Imam di shalat saya, Ayah buat anak anak saya kelak
Yang Insya Allah akan lahir dari rahim yg di muliakan ini...


Kemapanan ekonomi mas Budi dan keluarganya...
Membuat pernikahan kami seperti pasangan raja dan ratu...
Sesuai janjinya mas Budi mengajak saya berbulan madu..
Ke Baitullah... tempat yg tdk saja indah tapi sekaligus menenteramkan...


Harii...Bulan...dan Tahun kami lewati seperti buaian mimpi yang indah...
Tak pernah mau saya terbangun dari buaian mimpi dan kehangatan yg mas Budi berikan...


Tidak saja lembut, sabar, setia tetapi juga cara mas Budi menyentuh dan memperlakukanku
sedemikian indahnya... iringan tuts piano seringkali mengantarkan saya tertidur di bahunya...
Saat saat saya temani mas Budi yg memang pintar memainkan piano...
Saat membangunkan tidurkupun mas Budi tdk hanya mencium dan mengelus pipi ini...
Di dekatkan HP yg mengalunkan lagu lagu indah..yg mendampingi bangunku
Semua biasanya sdh siap..sajadah sdh di gelar...ruku sdh tertata rapi...
Hanya perlu wudhu yg saya lakukan kemudian menyusul mas Budi bermunajat malam..


Sempurna sekali kebahagiaan kami di 5 tahun pernikahan kami...
Meski masih saja belum ada tawa si kecil maupun tangisannya menghiasi rumah kami
Kami tidak pernah merasa kesepian...canda mas Budi cukup menghiburku....
Tangisan dan kemanjaan mas Budi membuatku merasa selalu di butuhkan....


Memasuki tahun ke 6 pernikahan kami hampir tidak ada perubahan sikap di antara kami
Hanya sikap keluarga mas Budi yg semakin sering "memojokanku"
Dewi adiknya sdh tidak pernah mau berkunjung lagi kerumah kami
Padahal 3 tahun dewi bersama kami saat menyelesaikan Co Ass nya di FK UNAIR
Setiap ku coba telp jawaban ogah ogahan yg nampak dan inginnya segera menutup telp ku
Ibu bahkan setahun terakhir ini tidak pernah mengajakku bicara....
Berkali kali ku mencoba menyapa beliau, hanya membuang muka yg beliau lakukan
Aku diam bukan aku menerima di perlakukan seperti ini..
Hanya aku tidak mau membuat mas Budi pada posisi yg sulit diantara aku dan keluarganya..


Ditahun ke 8 pernikahan kami mas Budi kecelakaan pesawat (Lion Air Solo 2007)
Tidak saja parah...hampir 17 hari mas Budi tak sadarkan diri di ruang ICU
Selama 17 hari pula aku dampingi mas Budi...
Kujaga, ku sayangi, ku sentuh dan ku bisikkan hal hal romantis yg biasa kami lakukan..
Meski seolah tidak ada respon tetapi denga telaten ku lakukan hal tersebut...
Aku percaya mas Budi mendengar dalam ketidak mendengarnya...
Aku tahu dan aku bisa merasakan itu...


Di Hari ke 17 pas hari ke 3 bulan Ramadhan mas Budi siuman...
Alhamdulillah...kabar dr. Suroto ke HP ku menyegerakan aku utk segera ke kamar ICU
Dengan hati berbunga bunga dan bongkahan rasa rindu ku memasuki kamar ICU..
Sudah ada ibu, Dewi dan...entahlah ada satu wanita lagi yg cantik diantara ibu dan Dewi..


Kutatap mas Budi dengan perasaan bahagia dan kulihat tatapan hangat mas Budi.....
Yang sepertinya kangen sekali padaku.... kusongsong mas Budi dan ku cium tangannya
Sebagai bentuk penghormatan dan baktiku....


Ajak Sarah keluar dulu wi..biar mas mu istirahat..perintah ibu yang mengagetanku dan mas Budi...
Meski terasa tersisih ku ikuti langkah dewi dengan kebingungan di aku dan tentunya mas Budi suamiku..
Kenapa aku tidak boleh bersama suamiku..yg sdh bertahun tahun bersamaku dan 17 hari kudampingi
Dalam komanya..saat tersadar kenapa aku yg terusir... kutepiskan prasangka jelekku...


Sepulang dari RS keluarga kecil kami normal kami...
Meski sedikit tertatih mas Budi tetap saja memanjakanku...
Memperlakukanku bak seorang putri yg ditempatkan di istana cinta dan kasih sayangnya...
Sampai datang telp dr ibu..meminta mas Budi pulang tanpa aku..???
Meski bingung ku iyakan dan ku ijinkan kepulangan mas Budi..toh mas pulang ke tempat ibunya sendiri...


Sehari sebelum pulang mas Budi benar benar memperlakukanku bak putri...
Di suapi makan ku, diajak aku duduk di kursi cinta taman belakang rumah...
Diceritakan hal hal romantis yg pernah kita lewati
Di nyayikannya  aku lagu lagu kesukaanku...sampai aku tertidur...
Mas Budi perlakukan aku seolah tidak mau terpisahkan dariku...
Dan dengan lembut serta mesra mas Budi mengangkatku ke kamar utk ditidurkan kembali...


1 Minggu mas Budi di seberang rasanya seperti lebih dari bertahun tahun pernikahan kami...
HP tidak bisa ku hubungi, sms tdk dibalas telp rumah setiap kali yg menerima Dewi atau mba yah..
Rasanya aku sampai hapal dengan jawabannya... mas Budi sedang sama ibu tdk bisa di ganggu...
Semua pesan yang kusampaikan entahlah tersampaikan atau tidak...


Hari ke 8 mas Budi telp hanya singkat mengabari kalau besok pulang...tiada candaan...
Apalagi ucapan sayang ....terasa kaku..dan formil...ada apa dengan mas Budi ku....


Sebelum mas budi sampai di rumah....
Ku simpan rapat rapat hasil tes dr Hermawan yg memvonisku kanker rahim stadium 4.....
Aku nda mau mas Budi tahu saat ini...nantilah kalau saatnya memungkinkan....
Ku pakai Jilbab pink kesukaan mas Budi, ku solek wajah dan tubuhku dengan parfum kesukaannya
Ku jemput mas Budi di Bandara....Beliau datang... berdebar hatiku seperti saat pertama kencan kami
Agak sedikit coklat kulitnya tapi tetap gagah dimataku...
duh pangeranku....hanya....tak ada senyum...dingin dan kaku...
Hanya menjabat tanganku..tanpa memeluk..apalagi mencium....Ada apa????
Mungkin mas Budi capek....sebagai istri ku coba cairkan suasana ku ajak bercanda...
Tak ada respon positif hanya diam...diam..dan diam...


Sejak kepulangannya dari seberang mas Budi tlah berubah....
tak ada lagi kemanjaannya...sentuhan lembutnya...ajakan munajat malamnya....
Bahkan aku pernah di maki maki saat ku coba membangunkan beliau tuk shalat malam....
Piano Classic di rumah pun menjadi semakin berdebu karena hampir setahun tak tersentuh...
Rasa sakit di perutku..sdh kuabaikan..meski terapi tetap kulakukan tanpa sepengatahuan mas Budi
Karena mas Budi memang tidak pernah tahu sakitku...
Hasil mengajar tambahan di TK Sabilillah bisa kusisihkan sedikit sedikit buat obat Generik sederhana yg mampu kubeli..............
Sangat kontras dengan mobil Mercy mas Budi yg terparkir anggun di garasi..




Sebulan setelah kepulangan mas Budi dari seberang...
Ibu datang dengan dewi dan wanita itu.....
Aku di panggil di ruang keluarga rumah kami tapi seolah akulah tamunya...
Dengan tegas dan tanpa ada permintaan apalagi diskusi ibu perintahkan aku tuk memilih...
Sarah kamu pilih cerai atau di madu budi???
Ku coba tatap wajah mas Budi yg tertunduk...ku coba mencari jawaban di matanya...
Diam dan tetap menunduk.....aku harus bisa putuskan sendiri...tanpa suamiku....imamku
Hal yang tak pernah aku lakukan untuk mengambil sebuah keputusan besar dlm hidupku
Tapi..tidak untuk kali ini...kali ini aku harus putuskan sendiri...
Inggih bu..saya mau di madu.....
Tak ada tangis..tak ada gejolak emosi waktu itu....yg ada hanya kupercepat langkah ku ke kamar
setelah aku mampu menjawab perintah ibu.....
Sesak dada ini...gelap mata ini...setelah mereda berhamburlah air mata ini....
Inikah jawaban dari perubahan mas Budi???


Hari pernikahan mas Budi hari ini...ku coba berdandan se cantik yg kubisa....
Ku coba cari baju yg cocok...bukan warnanya..tapi ukurannya karena semakin mengurus tubuhku...
Mas Budi masuk ke kamar...dia mendatangiku...mungkin mencoba menghiburku
Utk mengurangi rasa bersalahnya...dia memelukku..pelukan yg hampir setahun tdk kuperoleh..
Bunda...lirih sekali....berdesir dan seperti ada aliran darah baru...sdh 9 tahun kami menikah
baru kali ini mas Budi memanggilku bunda...
Panggilan ini menyemangatiku..sekaligus menghamburkan air mata ini...
Pagi ini satu satunya lelaki yg pernah menyentuhku, imamku akan berbagi....
Bunda kenapa kurusan???
Kalimat kedua menyadarkanku....apakah skg saatnya aku bercerita keadaanku?
Biarlah..rasanya tak perlu....ini akan merusak harinya...
Dan aku tak tega...mas Budi tetaplah pangeranku...satu satunya pria yg telah menyentuhku...
Aku tak mau merusak hari bahagianya???....Bahagia..?? entahlah sepertinya tak kulihat sinar Bahagia dimatanya....


Prosesi telah usai...akad nikah..berjalan baik....
Banyak mata iba melihatku.....banyak sentuhan hangat di pundak menguatkanku.....
Saat itu....ingin rasanya aku berada di dekapan ummi...ibuku....
Bukan hanya menagis...karena itu tak akan cukup...hanya merasakan hangatnya pelukan ummi...dan dtak jantung ummi....sama saat ku balita dulu dalam dekapan ummi ku....kangen skali saat itu...
Detak jantung ummi..yang mungkin akan sedikit meringankan luka dan perih nya hati ini....
Tak ada satupun keluargaku yg aku kabari....
Aku menjaga nama mas Budi di keluargaku....
Di keluargaku mas Budi tidak saja menantu teladan akan tetapi menjadi panutan buat adik adik ku dan
istri istri maupun suami suaminya....beliau teladan keluarga kami...aku tak mau hal ini akan merusaknya dan menimbulkan
kebencian di mata mereka karena pembelaan mereka padaku.....


Malam pertama...aku tidur di kamar sendiri....
Padahal di rumah yg sama ada mas Budi....
Tak pernah kami  seperti ini....
Sehebat apapun kita bertengkar...dan  aku lupa apakah kita pernah bertengkar...kita tak pernah pisah tidur....
Tapi tidak kali ini .....
Jam 2 kuputuskan mengambil air wudhu.....
Pelan ku buka pintu kamar...aku tak mau mengganggu kamar sebelah, kamar dimana ada mas Budi...
dan wanita itu.......
Astaghfirullah....aku lihat mas Budi ku tidur di sofa...
Kenapa ???....bukankah harusnya di kamar pengantinnya....
Pelan ku dekati....ku tatap wajah letihnya...duhai imamku...ada apa gerangan...
Meski ragu kuberanikan untuk menyentuhnya...membelainya...hal yg sebenarnya plg di suka mas Budi...
Pelan..terbuka lentik kelopak matanya.....kulihat kembali tatapan hangat dan mesranya....
Yang sudah setahun lebih hilang...tak hanya itu.......sedikit...tertahan...tapi menghambur juga air mata mas...
Bunda...... kalimat itu mas Budi ucapkan lagi...dan buatku sudah cukup mengetahui kehampaan dan lukanya..
Iya...kami masih sangat saling mncintai...aku nafas baginya...sebagaimana mas budi darah buatku.....
Keadaanlah yg tidak berpihak ke kami....ku elus rambutnya..dan kurapikan..lama aku tak melakukan hal ini...
Tak ada pembicaraan diantara kami yg ada hanyalah tatapan dan bahasa hati untuk saling menguatkan...


Ku ajak mas Budi mengambil air wudhu...beliau berkenan...kami habiskan sisa malam ini dengan saling mengadu...ke Rabb kami...yang mungkin beliaupun juga menangis...dengan keadaan kami......


Baru kuselesaikan...rakaat terakhirku....saat itu sakit di rahim ini tak tertahankan....
Bergumpal..gumpal darah kluar dan membanjir di sajadahku....
Mas Budi kaget...dan entahlah apa yg terjadi..karna setelahnya yg kutahu hanya gelap......


Entah di hari keberapa..dalam alam bawah sadarku...aku bisa merasakan elusan dan hangatnya
genggaman mas budi...aku tak bisa apa apa...tapi bisa merasakan dan mendengar bisikan bisikan mas Budi...
Cerita lucunya membuat jiwaku tertawa...cerita romantisnya..membuatku benar benar melayang.......
Dan nyayian....iya ...nyayian nyayian itu diperdengarkan beliau lagi......
Lengakp...dari lagu lagu KLA project kesukaanku saat kuliah dulu..awal mengenal mas Budi hingga....
lagu lagu Kahitna yg dipakai mas Budi saat "menembakku"....selepas kami menonton konsernya...
Duh...pangeranku sdh kembali...kembali dlm kondisi tidak tersadarku.......


Hari jumat...aku sdh tdk bisa merasakan apa apa lagi kecuali yg kutahu...
Kulihat mas Budi...terguguk memegangi jasadku...tapi aku tak mampu menyentuhnya....
Sebegitu terlukanya pangeranku.....tapi aku sdh tak mampu lagi menghiburnya........
Menyentuhnyapun aku sdh tak mampu....hanya memandang dengan keprihatinanku....
Sakit di rahimku...hilang...sama sekali sdh tak berasa....
Yang kurasa hanya perasaan ringan...ringan...dan bahagia yg aku sendiri belum pernah aku rasakan....


Aku di jemput Rabbku.... Beliau menyambutku....sesuai dengan janjinya di Surat AL Fajr...
seperti yg sering di bacakan mas Budi selepas maghrib...


Hai Jiwa Yang Tenang.....
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yg puas...
lagi di ridhaiNya...
Maka masuklah kedalam jamaah hamba hamba Ku...
dan masuklah ke dalam surga Ku.... (QS 89 : Al Fajr 27 - 30) 


Aku pulang....iya....aku pulang menemui cinta sejatiku...puncak dari keseluruhan penghambaanku.....
Meski...belum dengan mas Budi...aku akan menantinya...ku menanti cinta duniaku..
Kan kuajak menjadi pasangan akhiratku.........
Mas budi...meski tak terdengar ku bisikan di telinga nya...kukatakan jagalah kemulaiaan akhlaqnya...
Hal yg telah membuatku jatuh cinta padanya ....dan......
Entahlah....meski menangis....kulihat sedikit senyum ikhlas di bibir mas budi....Mungkin beliau mendengar bisik ku....


(Dedicated buat mba Sarah...semoga mba dapatkan janjiNYA..keikhlasanmu mengajari kami..org org yg sempat mengenalmu....Buat vie..sdh kutulis seperti yang kau minta...)

Senin, 15 November 2010

SELAMAT JALAN ABI.....


Tangan ini masih berusaha mengais ngais kumpulan nasi terakhir
dari nasi bungkus yang mampu kubeli dari hasil buruh mencuci hari ini
setelah terkumpul kucoba masukkan kemulut fatimah dan daffa
kedua amanah yang dititpkan Allah utk kami asuh, kami sayangi
dan kami bimbing untuk suatu saat kami kembalikan kepada sang Maha Pemilik dengan harap harap cemas Sang Pemilik Puas dan berkenan 
dari cara kami mengasuh dan membimbingnya

Sudah 2 minggu ini Abi tidak pulang
kabar terakhir satu satunya yang kuperoleh dari Abi sendiri
Saat beliau  pulang mengabarkan daerah pengungsian
Masih sangat mambutuhkan abi sebagai sukarelawan kesehatan

Letusan Merapi dan gumpalan awan panas 
Masih saja membombardir tapal batas tempat abi bertugas
Tugas mulia yang di embankan Sang Maha Mulia
Sebagai jawaban kegelisahan abi saat mendengar dan melihat
Kebutuhan para pengungsi yang sebagian besar anak anak dan wanita wanita tak berdaya

Sudah 2 hari ini cuaca mendung dan sesekali hujan
Beberapa baju cucian yang dititipkan ke saya
belum juga mengering sehingga hampir dua hari pula
aku tak mampu membeli nasi bungkus yang layak  dan mungkin
sedikit susu buat daffa yang baru menginjak 2 tahun
dan sudah sepantasnya minum susu

Kedua amanah kami tidak pernah rewel
Jangankan menangis merajuk untuk meminta mainan
yang sering dilihat dari teman temannya pun tidak pernah
Bahkan terkadang Fatimah yang baru mau usia 5 tahun
Sudah sering berpuasa sunah...
Mungkin karena tidak tega harus berbagi nasi bungkus dengan daffa adiknya
Atau entahlah......... karena apa
Berkali kali kucoba untuk membujuknya dengan berusaha
menyuapinya tetap saja mulut mungilnya tak mau membuka...
hanya sedkit linangan air mata yang mati matian berusaha utk ditahannya..
Sambil berusaha meyakinkanku umminya kalau fat (Biasa aku memangilnya) sedang berusaha belajar puasa sunah...


Keriangan kedua anak kami agak sedikit terganggu hari ini
Sejak pagi, entah kenapa daffa rewel dan menunjuk nunjuk keluar
Seolah mengajak ummiya keluar menuju suatu tempat...
Sudah kuusahakan memijat badannya dan mengusapinya 
dengan minyak goreng (itu yg mampu kubeli) utk menghangatkan badannya
Sambil secara cermat kuteiliti apakah ada yang tidak beres dibadannya..
Semua baik baik saja tidak ada yg janggal di badan daffa..
Begitu juga dengan Fat... saat terbagun sejak subuh sampai hampir siap bersekolah
Kelihatan murung, tubuh mungilnya yang Subhanallah..terlihat tulang tulang rusuknya..
karena demikian kurusnya...terlihat ogah ogahan mengenakan baju jilbab PAUD nya
Saat pelan pelan kutanya...hanya menggeleng jawabnya...
Ku elus..ke dekap....dan dengan sangat lembut...kucoba tanya kembali.....
apa yang membuat merasa bersedih......dengan pelan dan nyaris tak terdengar...
Fat kangen abi........Deg... nyaris berhenti aliran darahku di tubuhku....
Fat kangen dengan abinya...sama mungkin yg dirasakan daffa.. saat ini....
Perasaan yang sama yang aku rasakan sejak 2 minggu lalu saat abi pergi lagi setelah bisa menengok kami sebentar...
Kucoba elus dan peluk Fat...sesaat..sambil tetap menggendong daffa....
Dan ku coba yakinkan ke Fat...kalau abi sedang ada tugas mulia dan bila semua sudah mereda Insya Allah akan segera kembali berkumpul bersama kami...
Meski sedikit dipaksakan kulihat Fat berusaha tersenyum buat meyakinkan ummi nya 
kalau Fat sudah merasa baikkan...Duhai Fat anakku...istimewa benar akhlaqmu...

Kung (Abi suamiku) datang pagi ini saat daffa tengah lelap
dan Fat belum pulang dari sekolahnya....
Tak biasanya kung datang sepagi ini denga wajah yang.....agak aneh buatku..
Buru buru kutepis...segala macam prasangka yang ada...kusambut kung dengan salam tadzim..
kucoba suguhkan teh tawar hangat bukan karena teh tawar kesukaan beliau...tapi memang  sudah seminggu ini kami tidak punya gula..sebagi pemanis...
Setelah meminumnya sedikit...dan beliau menanyakan kabar anak anak...
Beliau dengan berusaha menahan air mata yang pada akhirnya...gagal juga beliau tahan..
Beliau kabarkan...mas Umar..suamiku, pelita hatiku, imam dan pembimbingku serta abi buat anak anaku...Syahid...tergulung awan panas merapi saat berusaha menyelamatkan
sebuah keluarga yang hendak melahirkan  di kaki gunung….

Saat itu...rasanya gelap semuanya…kuberusaha..semampuku untuk bisa
tetap duduk dan bersandar di kursi rotan kami....

Ya Allah...indah sekali Kau buat skenario buat kami..
Abi Engkau ajak pulang dengan caraMU dan sesuai dengan doa doanya...
Untuk bisa kembali ke haribaanMu dengan khusnul khotimah...
Terbayang senyum abi, candaan abi, kemanjaan abi yang hanya padaku
istrinya, peluk hangat dan bisikan doa doa abi saat menjelang kami tidur....

Fat..pulang, sesaat setelah kung pergi...
sudah nampak perubahan keceriaan di wajahnya..
Mungkin sehabis pulang PAUD bertemu teman teman di sekolahnya
dan sebentar lagi bertemu daffa adiknya....
Tak tega aku ingin kabarkan hal ini...
yang mungkin akan merusak harinya.....
Mohon Allah..untuk kali ini saja kuatkan hatiku...
Tuk tak menangis sehinga akan membuat fat bertanya tanya...
Ada apa dengan umminya....

Selamat jalan ya Abi....
Meski ragamupun tak pernah kembali ke kami...
Tapi kehangatan jiwamu tetap hadir ditengah tengah kami...
Tunggu kami ya bi...Insya Allah kami bertiga akan menyusul..
berkumpul kembali bersama sama di surganya Allah...
Tempat yang Allah janjikan buat orang orang ikhlas....
Sementara menunggu itu bi...izinkan ummi merawat anak anak
dan membesarkannya dengan cara yang pernah abbi ajarkan ke ummi...

(Dedicated 4 sukarelawan yang Ikhlas berjuang di jalan Allah)